Mantra Dies Irae - Clara Ng



Kali ini aku mau bahas sinopsis novel ketiga trilogi Jampi, yaitu “Mantra Dies Irae”. Sebenernya novel pertama yang kubeli pas nemuin trilogi Jampi-nya Clara Ng yaa novel ini. Waktu itu aku ke toko buku sama temenku, niatnya sih cuman liat-liat, kalo ada yang bagus dan terjangkau ya bakal beli. Pas aku nemuin buku ini, aku tertarik gara-gara sampul plus judul bukunya yang aneh. Kebetulan aku udah cari-cari buku berbau sihir lama banget, eh ternyata nemu juga. Akhirnya tanpa pikir panjang, aku ambil buku ini cuss langsung ke kasir buat bayar. Karena nggak ada tanda-tanda ini novel bersambung, ya aku nggak nyari-nyari lagi.

Ternyata pas uda di rumah, aku baca bagian belakang buku, mendadak... Sebelum buku ini ada buku-buku yang uda rilis sebelumnya. Karena setelah nyari-nyari di toko buku lagi uda nggak ada yang ke-1 sama ke-2 nya, akhirnya aku pesen deh via online dua-duanya. Hufftt... Pengumpulan buku yang penuh perjuangan. 

Ya uda deh, daripada berbelit-belit ngomongin yang nggak penting mending kita bahas sinopsis buku ketiga ini aja. Nggak seperti dua buku sebelumnya, buku “Mantra Dies Irae” ini menceritakan kisah dari segi pandang Pax. Yup, benar sekali, Paxilian Tanjung temen Oryza yang suka banget sama dia sekaligus bela-belain nyamar jadi kucing kesayangannya Ory biar bisa deket sama dia. Itulah yang membuat buku ini jadi menarik buat dibaca, karena kita bisa tahu apa yang dirasakan oleh orang-orang teraniaya seperti Pax ini. Hehe.. 

Di buku ketiga ini diceritakan kehidupan Pax setelah menerima kenyataan bahwa Oryza lebih memilih Xander sebagai pasangannya daripada dirinya sendiri. Luntang-lantung kehidupan Pax mulai dari pekerjaan sampai urusan pribadi terselamatkan karena adanya Nuna, yang juga patah hati gara-gara Xander lebih memilih Oryza. Merasa senasib dan sepenanggungan, Pax pun akhirnya pindah ke rumah Nuna dan membantu Nuna untuk mengurus warungnya. Yah, memang orang patah hati akan lebih mudah untuk sembuh kalau melupakan sakitnya dengan mencari kesibukan-kesibukan baru. Dan itulah yang dilakukan Pax, meninggalkan pekerjaannya dan menjadi pelayan dadakan di warung Nuna akan lebih membuatnya sibuk sehingga mungkin perlahan-lahan hatinya akan pulih. 


Tidak seperti Pax yang terlihat sangat depresi, Nuna menyikapi patah hatinya dengan lebih baik. Dia lebih bisa berbesar hati menerima semua keputusan Xander akan cintanya. Meskipun tentu saja, jika boleh berharap dia ingin Xander memilihnya bukan Oryza. Konflik hati mereka berdua semakin bertambah gara-gara Oryza dan Xander yang malah mau nyomblangin Pax dan Nuna. Ide ini tercetus oleh Ory, soalnya diliat-liat Pax sama Nuna lengket banget. Kemana-mana berdua, bahkan Pax pindah ke rumahnya Nuna. Pasti ada apa-apanya kan?! 

Di buku ini muncul juga tokoh lain yang nggak ada di nevel sebelumnya. Namanya Chao, temennya Pax waktu di sekolah sihir. Chao adalah siswa terbaik, tapi dia tetep selalu iri sama Pax yang selalu dapat pujian dari gurunya bahwa dia punya kemampuan sihir yang sangat hebat. Akhirnya dia muncul di buku ini, sepertinya sih masih tetep keukeuh pengen ngalahin Pax. Ada juga Lavender yang dulunya mantan pacar Pax, sekaligus cewek yang disukai sama si Chao. Jadi kelihatannya, motivasi Chao buat ngalahin Pax makin banyak. Chao menantang Pax untuk berduel dengannya. Tentu saja duel sihir, bukan duel nyanyi. Eh, salah. Itu kan duet bukan duel. ^^ 

Saat pertandingan antara kedua penyihir itu terjadi, Pax kalah dan tubuhnya hilang entah kemana. Disitulah dimulai petualangan Pax yang hilang ingatan untuk mencari ilmu sihir yang tingkatnya lebih tinggi dan sulit. Salah satunya adalah mantra dies irae ini yang ternyata kekuatannya lebih dari sekedar merubah jenis kelamin. Waktu Pax hilang, Nuna khawatir banget, begitu juga dengan Xander dan Oryza. Bagi Nuna Pax adalah partner yang baik. Gara-gara Pax hilang tidurnya jadi nggak tenang, hari-harinya yang membosankan di warung jadi lebih membosankan daripada biasanya gara-gara nggak ada Pax. Ehemm.. sepertinya benih-benih cinta diantara mereka mulai tumbuh. Dan tidak salah lagi karena setelah Pax pulih dari ingatannya dan memperoleh ilmu dari gurunya dia pun kembali ke warung Nuna. Nuna yang kangend banget sama Pax spontan lari menyambut Pax dan memeluknya. Pax juga seneng bisa ketemu Nuna lagi, dan dia merasa nyaman berada di dekat Nuna. Ehemm.. cinta bersemi part II (haha). Pax pun akhirnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Setelah keadaan menjadi lebih baik, tiba-tiba mantan pacar Pax, Lavender muncul lagi. Tapi kali ini sama si Chao.

Dan OMG, akhirnya dia ngaku kalau sekarang dia cintanya sama Chao bukan sama Pax. Leganya.... sempet kasihan sama Nuna kalo sampe patah hati lagi. Dan ketiganya pun (Pax, Chao, dan Lavender) menjalin kerjasama untuk menrdirikan sebuah sekolah sihir. Cerita di buku ini berakhir dengan baik. Begitupula kisah cinta antara Pax dan Nuna. Kira-kira ceritanya seperti itu. Kalau penasaran, tetap buat yang terakhir kalinya, dianjurkan untuk membeli trilogi Jampi karya Clara Ng ini. Nggak bakalan nyesel... Akhirnya, tuntas jugaaaaaaaa. Alhamdulillah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramuan Drama Cinta - Clara Ng

The Kingdom Out of Nowhere (Chapter I)

Jampi-Jampi Varaiya - Clara Ng