Mengapa setiap pergantian tahun selalu muncul kata "REVOLUSI"?

Tak disangka, sekarang aku sudah menginjak tahun 2015. Dua puluh tahun telah berlalu semenjak aku dilahirkan. Setiap tahun demi tahun berganti, episode-episode perjalanan hidup yang kualami pun berganti. Dulu ketika aku kecil, pergantian tahun merupakan sebuah momen yang menyenangkan, membahagiakan, dan penuh dengan perayaan. Pergi kesana, nonton disini, jalan-jalan kesitu, semuanya demikian menarik. Hingga tak disadari, pergantian tahun menjadi momen khusus bagiku waktu itu.

Namun, setelah beranjak dewasa seperti sekarang, pergantian tahun tidak lagi semenyenangkan sebelumnya. Memang, pergantian tahun adalah sesuatu yang tak pernah luput untuk dirayakan. Akan tetapi perayaan pergantian tahun ku kini berbeda jauh dengan apa yang kulakukan dulu. Tidak lagi ada perjalanan-perjalanan yang dilakukan cuma-cuma, tidak ada lagi film yang layak untuk ditonton bersama, tidak ada lagi nafsu untuk menghabiskan malam dengan memakan makanan ringan yang dimasak di rumah bersama.

Kekhawatiran akan tahun yang baru, datangnya umur yang baru, bertambahnya tanggung jawab yang harus dipikul lebih mendominasi daripada kegembiraan yang kurasakan. Sebentar lagi, ya sebentar lagi saja aku sudah harus bisa menghidupi diriku sendiri dan keluargaku. Sebuah perasaan aneh menjalari setiap pori di kulitku setiap kali aku memikirkannya. Mungkin inilah perasaan yang dialami setiap remaja yang beranjak dewasa. Aku cukup menyukainya meskipun terkadang membuatku takut, karena bagaimanapun juga kedewasaan adalah suatu proses hidup. Tidak masalah.

Salah satu hal yang selalu dibahas saat ada pergantian tahun adalah revolusi. Baik revolusi diri, revolusi hati, maupun revolusi-revolusi hidup lainnya. Kurasa sekarang aku cukup mengerti mengapa pembahasan revolusi ini selalu dikaitkan dengan tahun baru. Setiap akhir tahun, kebanyakan manusia selalu mengingat apa yang sudah dilakukannya selama setahun. Setiap mengingatnya pula lah, manusia selalu berpikir ada yang kurang dalam hidupnya. Ada hal-hal yang seharusnya bisa dicapai tapi terlewatkan, ada hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan tetapi ditinggalkan, dan ada janji-janji tahun lalu yang telah direncanakan namun belum direalisasikan. Setiap manusia cenderung untuk berpikir seperti itu ketika tahun yang baru muncul untuk menyapa mereka.

Revolusi adalah salah satu cara untuk menghindar dari rasa sedih dan kecewa mereka terhadap tahun yang telah terlewati. Dengan menuliskan revolusi-revolusi hidup, setidaknya mereka berharap bisa melakukannya di tahun yang baru ini. Untuk manusia yang sering lupa akan rencana hidupnya, revolusi membuat kita mengingat tujuan hidup kita. Itulah tujuan utama dari revolusi ini, yang semakin tahun semakin banyak jenisnya.

Aku suka revolusi, terutama revolusi yang membawa diriku lebih baik di masa depan. Kurasa menuliskan revolusi tahun 2015 di agenda kita cukup menjanjikan perubahan. Jadi, apa revolusi mu tahun ini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramuan Drama Cinta - Clara Ng

The Kingdom Out of Nowhere (Chapter I)

Jampi-Jampi Varaiya - Clara Ng