The Kingdom Out of Nowhere (Chapter IV)

Tanpa bisa dihindari, aku kembali ke rutinitas baruku yang mulai kunikmati. Hari ini hari yang cerah dan sinar matahari bersinar ganas di atas langit menembus kulitku yang terlihat pucat terkena begitu banyak limpahan cahaya. Yah, walau bagaimanapun aku harus pergi. Hari ini jam berkunjung Mrs. Smith, tapi ia tidak datang. Entah kenapa firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi hari ini, lagi.
Kujalankan mobilku keluar dari parkir di depan klinik dan memacunya menuju arah rumah Mrs. Smith. Karena tidak ada pasien yang menunggu kurasa aku bisa menjenguk Mrs. Smith sebentar. Well, itu tidak terlalu berpengaruh karena sekarang memang seharusnya aku memeriksanya. Begitu sampai di depan rumahnya aku segera turun dan menghampiri pintu rumahnya yang terbuka lebar.
Mrs. Smith, excuse me. Are you in there?”
Kutunggu hingga beberapa detik tapi tidak terdengar sahutan apapun. Aku mulai merasa khawatir.
            “Hello, anybody home? Mrs. Smith, are you there? I’m going to come!”
Tetap tidak ada sahutan apapun dari dalam rumah. Aneh sekali kenapa pintu depannya terbuka lebar tetapi tidak ada seorangpun di dalam. Akhirnya kuputuskan untuk masuk.
            “Excuse me, Mrs. Smith. Where are you?”
            “Mrs. Smith, bisa kita bicara sebentar? Dimana kah anda? Mrs. Smith?”
Tidak ada satu suara pun yang menyambutku ketika berjalan memasuki ruang depan rumah itu. Dengan tetap memanggil nama Mrs. Smith sesekali, aku pun melangkah masuk lebih jauh hingga melewati ruang tamu dengan sekat lemari kuno yang menghalangi pandangan ke ruang dalam. Tanpa berpikir lebih jauh lagi segera kulangkahkan kaki menuju ke dalam rumah, melewati dapur dan menuju ke ruangan terakhir di lorong yang lengang itu, kamar Mrs. Smith. Sesampainya di kamar Mrs. Smith aku kembali merasa kecewa karena tidak ada siapa-siapa disana. Bahkan kamar itu seperti tidak tersentuh sama sekali sebelumnya. Anehnya, semua bagian di rumah itu terlihat biasa saja. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan seseorang sebelumnya disana, dan itu menunjukkan Mrs. Smith tidak di rumah sejak pagi. Kemana ia pergi?
Kulangkahkan kaki keluar dari rumah itu, mencoba mencari tetangga yang bisa memberiku jawaban tentang keberadaan Mrs. Smith. Sepertinya semua orang sedang tidak di rumah saat ini. Semua halaman rumah di sekitarku sepi, tidak ada aktivitas sama sekali. Di dalam rumah pun tidak terlihat kepulan asap, cahaya, rengekan bayi, atau tanda apapun yang menunjukkan adanya orang lain yang di dalam. Tanpa ragu aku menuju ke sebuah rumah yang penghuninya aku kenal dengan baik. Kuketuk pintu depan rumah itu dengan keras, berharap mendapat jawaban dari dalam. Namun, keheningan dan kesunyian di daerah ini masih tetap bertahan. Tidak ada yang menjawab ketukanku.
 Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke klinik karena tidak ada lagi yang bisa kulakukan disana. Percuma saja aku mengetuk setiap pintu depan rumah tanpa henti, karena yang kudapati hanyalah diriku sendiri dan keheningan yang membuntuti langkahku. Saat aku sampai di ruanganku, segera kubuat panggilan ke rumah Mrs. Smith barangkali sekarang dia sudah ada di rumah. Tetapi telepon itu pun berakhir dengan bunyi yang sama. Aku semakin khawatir. Mereka tidak mungkin mengambilnya bukan? Kurasa tidak mungkin mereka berani melakukan hal seperti itu disini. Kecuali, jika yang lain mengabaikan hal-hal seperti ini setiap waktu. Aku datang ke tempat yang salah.
Sore itu, aku pulang dengan perasaan yang tidak tenang. Kejadian hilangnya Mrs. Smith sudah menyebar di kota sepanjang siang, hingga sekarang polisi masih belum bisa menemukannya. Aku mencoba mengatakan semua yang kulihat dan kualami saat mencari Mrs. Smith di rumahnya tadi pagi kepada polisi, akan tetapi tidak ada satu petunjuk pun yang kami dapatkan. Tidak mungkin ia hilang begitu saja. Satu kejanggalan pada kejadian ini adalah secara tidak sadar dan tidak disengaja semua orang pergi pada jam yang hampir sama untuk keperluan masing-masing yang berbeda meninggalkan rumah Mrs. Smith yang terbuka lebar tanpa ada satu saksi mata pun. Siapa yang bisa merencanakan hal sedetail ini? Apakah dia? Tapi untuk apa? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiranku hingga aku memarkir mobil di samping rumah. Aku pun masuk ke dalam, karena aku tidak ingin berada di luar lebih lama lagi.
Keesokan paginya, suasana mencekam yang kurasakan sebelumnya tetap tinggal dan tidak mau pergi. Bahkan suasana hening dan menyiksa ini tertular ke seluruh desa. Bagaimana tidak? Salah satu tetangga mereka menghilang begitu saja tanpa ada tanda-tanda apapun. Bahkan bukan kasus kriminal seperti perampokan ataupun penculikan. Ini kasus yang benar-benar aneh, dan ini melibatkan orang yang setiap minggu selalu bertemu denganku selama aku bekerja di klinik. Oh Tuhan, aku berharap tidak ada hal buruk yang terjadi pada Mrs. Smith.
Aku menuju ke dapur untuk mengambil air saat kulihat bibi Michelle sedang sibuk menyiapkan sarapan. Aku pun membantunya sedikit menyiapkan beberapa hal. Bibi ku yang selalu ceria setiap paginya ini pun sekarang bekerja dalam diam. Entah kemana pikirannya melayang saat mengoles roti dengan mentega, karena beberapa kali olesannya malah terjatuh pada talenan kayu yang berada dibawah roti. Merasakan mood yang buruk di mana-mana membuatku semakin suntuk. Kurasa hari ini akan menjadi hari yang melelahkan, sangat melelahkan.
Berita hilangnya Mrs. Smith yang sedari kemarin tersebar cepat di desa, masih terus menerus menjadi bahan pembicaraan yang tidak tertandingi di klinik. Setiap orang yang kulewati selalu menahanku untuk mencari tau mengapa polisi mewawancaraiku kemarin. Dan berkali-kali pun aku terpaksa harus menjelaskannya kepada mereka. Seperti yang kuduga, hari ini super melelahkan. Seharusnya mereka sibuk memikirkan bagaimana cara menemukan Mrs. Smith dan membantu polisi untuk mencarinya, bukan berspekulasi mengenai berbagai alasan kehilangannya yang misterius ini. Hal inilah yang berperan signifikan dalam perusakan mood harianku sekarang. Sampai akhirnya aku memutuskan berada di dalam ruanganku selama jam kerjaku berakhir.
Pulang kerja aku menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah Mrs. Smith kembali, berharap ada kemajuan dari penyeledikan polisi di sana. Saat aku sampai di depan rumahnya, banyak sekali petugas polisi berseragam aneh dengan banyak peralatan yang mengerumuni rumah itu, lebih banyak daripada kemarin. Ada apa ini? Apakah sesuatu sudah terjadi?
“Selamat sore, Pak. Ada apa ini? Mengapa begitu banyak petugas polisi yang berjaga? Bukankah kemarin hanya ada 3 polisi yang ditugaskan untuk menjaga tempat ini?” aku bertanya pada salah satu opsir polisi yang ikut mewawancaraiku kemarin, sehingga aku yakin ia masih mengenaliku.
“Oh, nona Clara. Apa yang anda lakukan di sini?”
“Saya datang karena ingin mengetahui perkembangan penyelidikan, mungkin ada hal yang bisa saya bantu. Saya merasa sangat khawatir pada beliau. Tapi, kenapa di sini ramai sekali sekarang Pak?”
“Oh, saya turut bersedih atas menghilangnya nyonya Smith, tetapi maaf sekali kami belum berhasil menemukannya. Hanya saja, tadi ketika petugas kami sedang berjaga mereka mendengar ledakan kecil di dalam rumah dan segera memeriksanya, namun tidak ada kerusakan apapun yang terjadi, bahkan tanda-tanda adanya ledakan di dalam tidak dapat ditemukan. Meskipun begitu, kami berjaga-jaga dengan memanggil petugas penjinak bom untuk menyapu bersih tempat ini. Itulah yang sedang mereka kerjakan sekarang, Nona.”
“Ledakan kecil? Apakah seperti ledakan gas atau pemanas?”
“Ya, sepertinya begitu. Petugas kami yakin mendengar ledakan kecil itu, tapi mereka tidak dapat memastikan seperti apa suara ledakannya. Mereka bilang, lebih menyerupai letusan bubuk mesiu yang dilempar ke lantai, semacam bunyi petasan yang agak berat.”
 “Oh, Tuhan. Apa yang terjadi?”
“Tenang saja, Nona. Kami akan berusaha sebaik mungkin menemukan warga kami, dan kami akan mengamankan tempat ini. Namun sebaiknya anda tidak berada di dekat rumah mulai sekarang, karena mungkin terjadi ledakan-ledakan lain. Mungkin ini bukan kasus hilang yang biasa, melainkan kasus yang lebih rumit daripada itu.”
“Oh, terimakasih banyak Pak atas usaha penyelidikannya, saya akan sangat senang jika bisa membantu. Tolong hubungi saya jika diperlukan Pak. Saya rasa saya harus pergi dari sini kalau begitu, silahkan Bapak lanjutkan dan maaf sekali sudah menganggu Pak.”
“Jangan terlalu dipikirkan, Nona. Tentu kami akan menghubungi anda jika diperlukan. Selamat sore.”
“Selamat sore, Pak.”
Aku pun pulang dengan perasaan yang semakin kacau. Bunyi ledakan? Tidakkah itu terlalu aneh untuk dilakukan dihadapan umum seperti itu? Apa yang melakukannya sudah tidak waras? Ah, seandainya saja aku mendengar bunyi itu secara langsung, mungkin aku bisa segera mengenalinya. Aku sama sekali tidak punya petunjuk sekarang. Dan semakin lama, kasus ini menjadi semakin dekat denganku. Sepertinya ini memang sengaja ditujukan kepadaku oleh seseorang. Tidak.... tidak mungkin mereka mau repot-repot melakukannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramuan Drama Cinta - Clara Ng

The Kingdom Out of Nowhere (Chapter I)

Jampi-Jampi Varaiya - Clara Ng