Postingan

Sense of belonging

Never let your confidence limited your way. Banyak orang yang berkelana keliling dunia hanya demi mengejar mimpinya. Hanya kau bilang? Mimpi itu adalah awal dari segalanya. Mungkin kalian sudah pernah mendengar ini berkali-kali, tetapi begitulah adanya. Ketika kita merasa nyaman dengan dunia dan sekeliling kita, maka disitulah seharusnya kita pergi dari lingkungan kita sejauh mungkin. Mencari tempat yang baru yang mendorong kita untuk berpikir. Bukan sekedar berpikir melainkan pikiran yang berbeda dari biasanya, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ketika kita hanya memikirkan hal yang sama dalam waktu yang sangat lama, tamatlah riwayat kita. Otak tidak dirancang untuk mengasah kemampuan yang sudah kita miliki tanpa memikirkannya berulang kali. Jika hanya itu itu saja yang kita pikirkan dan hadapi, maka kapan kita bisa mengasah bagian otak kita yang lain? Apakah kalian tidak merasa rugi jika hanya menggunakan sepersekian dari bagian otak kalian saja? Jika bisa kita gunakan seluru...

The Kingdom Out Of Nowhere (Chapter VII)

Dari serpihan debu yang terbang melayang terbawa angin malam... Kau hadir temani aku yang sedang sepi dan muram... Tanganmu bagai selimut pembungkus jiwa yang sepi, hatimu bagai matahari yang bersinar terangi jalan gelap... Kau pergi.... kau pergi.... kau pergi karena kau telah berjanji... Temui aku di ujung jalan bersama kenangan yang bersembunyi dalam bumi, menanti datangnya hari... Kapankah hati yang terpaut akan kembali bersatu? Saat semua telah hilang, penyatuan dua jiwa yang terpisah, tak lagi diberi arti...     Aku terbangun dengan kepala yang berdenyut-denyut memutar balada menyedihkan di dalam otakku berkali-kali. Apa maksud dari nyanyian ini? Aku sama sekali tidak pernah mendengar lagu ini sebelumnya. Syair yang terkandung di dalamnya bukanlah teka-teki kata yang rumit, melainkan kisah lugas mengenai kesedihan cinta. Namun, aku tidak pernah mendapat petunjuk seperti ini sebelumnya. Jika bukan mimpi dan juga bayangan, apakah syair ini juga merupakan sebuah per...

While You and I Were Sleeping

Tidur adalah kebutuhan manusia. Siapapun ia dan dimanapun ia berada, manusia pasti akan tidur. Entah karena lelah, entah karena bosan, entah karena sakit, atau entah karena perlu. Yang jelas ada waktunya dimana kita akan tertidur sebagai seorang manusia biasa. Mungkin saat inilah yang dimaksudkan Tuhan untuk mengingatkan kita bahwa pada akhirnya nanti kita semua akan tertidur kembali untuk selama-lamanya. Bahwa hidup itu tidak kekal dan ada masanya dimana kita harus kembali kepada sang Pencipta. Tidak pernahkan terfikirkan di benak kalian, bagaimana jika ketika kalian memejamkan mata ternyata kalian sudah tidak mampu membukanya lagi? Walaupun otot dan nadi di tubuh kita bergejolak untuk bangun, tapi apa daya kita sudah tidak diizinkan lagi untuk bangun menikmati hidup. Terkadang kita lupa betapa tipisnya batas antara hidup dan mati. Dan saat-saat dimana kita lupa itulah waktu yang mayoritas kita habiskan selama hidup. Momen-momen dimana kita teringat pada kematian hanya akan bertahan ...

The Kingdom Out of Nowhere (Chapter VI)

Keesokan harinya, jadwal yang padat dan cuaca berawan menungguku yang sedang termangu di depan pintu rumah sambil memandangi ponsel yang berdering nyaring. Tidak tertera nama yang ku kenal, melainkan sebuah panggilan yang datang dari nomor tidak dikenal. Ku tekan tombol ponsel berwarna hijau dan mulai mendekatkannya ke telingaku sambil berjalan menuruni tangga depan menuju halaman parkir. “Ya, halo. Ada yang bisa dibantu?” ucapku sambil membuka pintu mobil dan memasukkan tas kerjaku ke dalam. “Oh, hai. Bagaimana kabarmu? Syukurlah kau mau mengangkat telponnya.” Tubuhku yang sedari tadi sibuk mendengarkan suara di seberang telpon membeku secara mendadak sesaat setelah aku mulai mengenali suara itu. Oh, Tuhan. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana bisa dia tau nomorku? Dan apa yang dia inginkan? Oh, tidak..tidak.. Dia tidak boleh sampai curiga sedikitpun. Rencanaku bisa hancur berantakan. “Eehm. Hai, ini Clara. Maaf, tapi siapa ini?” “Oh ya ampun, aku terlalu senang sampai lupa ...

Filosofi Bocah: Galaunya Tanya

Alkisah, disuatu negeri yang masih sibuk mencari jati diri, hiduplah tiga sahabat dengan kepribadian berbeda yang memanggul dunia di punggung mereka dengan susah payah. Mencoba mencari apa yang baik dan benar untuk dilakukan, sembari merajut jalan menuju cita-cita. Mereka belajar setiap hari dengan kesungguhan yang luar biasa, seakan ilmu adalah permen coklat yang manis yang sayang jika harus dibuang.  Suatu hari, mereka dihadapkan pada dilema akan masa depan yang tak tampak ujungnya sedikitpun. Mereka resah akan kehidupan masa mendatang, yang datang tanpa diminta secara tiba-tiba. Ketiga sahabat itu, kini duduk menyandar pada sebuah pohon rindang, mencoba mencari jalan dari pikiran kusut mereka dengan menantang matahari yang bersinar terik di langit. Tanya: “Hei, seringkali aku berpikir akan jadi apa aku nanti? Dan setiap kali aku berpikir begitu, perutku terasa melilit hingga aku harus berhenti memikirkannya jika ingin merasa lebih baik.” Dijah: “Itu hal yang wajar. Ketika...

Today's Tip: How to Buy a Delicious Book?

Banyak yang merasa bingung memutuskan buku mana yang akan dibeli saat berada di toko buku meskipun beberapa orang mungkin telah mempersiapkan judul buku apa yang akan dibelinya. Namun, hampir setiap orang yang berada di toko buku (menurut pengalaman pribadi, hehe) tidak akan menuju hanya ke buku-buku yang dicarinya saja. Kebanyakan dari mereka pasti berkeliling untuk sekedar melihat-lihat koleksi buku yang baru keluar atau pun yang menjadi bestsellers di toko tersebut. Sedangkan untuk tipe orang yang selalu membeli buku secara  on the spot , tentu pernah mengalami kesulitan dalam mencari buku yang tepat. Begitu pula denganku, yang termasuk tipe orang yang suka membeli buku secara on the spot. Jarang sekali aku mempersiapkan judul buku yang akan kubeli sebelum memutuskan untuk mampir ke toko buku. Seringnya, aku pergi ke toko buku hanya jika merasa ingin membeli buku atau ketika stok bacaanku sudah habis. Kesulitan dalam mencari buku yang tepat inilah yang sering kualami. Bahkan...
"Rasakan, meski tidak tau wujudnya. Hayati, meski tidak tau maknanya. Nikmati, meski tidak tau ujungnya." (sophie-si-kuli-tinta)